Menyapih Jempol Dengan Cintah (2)

Sebelumnya bunda ucapkan terima kasih atas komentar dan dukungan teman-teman blogger pada postingan pertama Menyapih Jempol Dengan Cintah (1).

Emang, mengisap merupakan salah satu fase perkembangan bayi (fase oral) yang normal termasuk mengisap jempol, tapi tentu jika mengisapnya juga dengan normal. Bunda pernah baca di artikel tabloid perkembangan balita bahwa anak yang acapkali "mengisap jari" bisa jadi penyebabnya karena ketidakpuasan si bayi menyusu ASI ibunya. Seperti juga penjelasan psikolog yang bunda baca disini, yang antara lain menjelaskan :

"Secara psikologis, bayi mengisap jari karena lapar. Disamping bayi memang memiliki kebutuhan mengisap, dari lahir sampai usia 3 bulan. Kebutuhan mengisap didapat bayi ketika menyusui namun kebutuhan ini bersifat individual. Artinya, masing-masing bayi memiliki kebutuhan mengisap yang berbeda-beda. Itulah mengapa, lamanya menyusui tak akan sama pada setiap bayi. Misalnya, ada bayi yang sudah puas mengisap selama 20 menit menyusui, namun ada yang baru merasa puas setelah 40 menit. Selain itu, jarak waktu menyusui juga bisa berpengaruh. Bayi yang setiap 3 jam sekali diberi minum, misalnya, kebutuhan mengisapnya akan lebih sedikit ketimbang bayi yang diberi minum 4 jam sekali. Jadi makin sering bayi diberi kesempatan menyusu maka semakin sering pula bayi dapat memenuhi kebutuhan mengisapnya.
Beberapa pakar pun mengatakan, bayi yang menyusu ASI akan lebih jarang mengisap jari ketimbang yang menyusu dari botol. Kalau ada bayi yang menyusu ASI namun tetap mengisap jari, bisa jadi karena waktu menyusu yang kurang. Misalnya, kebutuhan menyusunya 40 menit, tapi ia hanya diberi 20 menit, sehingga ia belum puas mengisap. Waktu menyusu yang ideal sekitar 30 sampai 40 menit. Di atas 20 menit sebenarnya susu ibu sudah kosong, namun bayi tetap mengisap puting ibunya demi memenuhi kebutuhan mengisapnya. "
Dan mungkin hal itu yang tejadi pada aulia. Aulia termasuk bayi yang suka menyusu sambil tidur. Sewaktu lahir dan ASI bunda masih lumayan banyak, aulia bisa menyusu hingga 2-3 jam sampe ASI bunda benar-benar kosong. Itupun kadang masih dilanjutkan dengan susu formula. Produksi ASI bunda mulai berkurang dan gak cukup lagi ketika bunda mulai ngantor (aulia usia 4 bulan), auliapun jadi lapar ASI karena seharian hanya minum susu formula. Sementara bunda gak bisa kasih ASI perah, jangankan diperah untuk disimpan, untuk disusui langsung aja gak cukup. (Kalo teman kantor bunda yang menyusui seringkali minta izin pulang karena ASInya udah tumpah dibaju, bunda gak pernah ngalamin hal ini!).

Jempol AuliaSaat berusia 3 bulan aulia mulai suka mengemut jarinya, saat itu bunda tenang aja karena hal itu merupakan salah satu perkembangan yang normal. Hingga seiring bertambahnya usia aulia dan mengisap jari ini tidak sempat lagi bunda control dan menjadi kebiasaan aulia yang sulit dicegah lagi. Bunda sadar kalo mengisap jari menjadi ‘bad habits’ bagi aulia ketika kulit jempol yang diisap dah mulai kasar dan kapalan serta berpengaruh buruk pada pertumbuhan giginya. Jika tidur, (siang dan malam) jempolnya tidak pernah lepas dari mulutnya. Saat bermain pun kadang diselingi dengan isapan jempol. Bahkan selagi mengisap jempol dan tangan kirinya gatal bukannya jempolnya yang dilepas melainkan tangan kirinya yang diangkat dan digaruk dengan posisi jempol yang tetap diemut dengan enaknya! Dan bunda perhatikan, aulia akan refleks menghisap jempolnya jika menghadapi situasi yang membuat dia merasa tidak nyaman, seperti ketemu orang asing, atau ketika kesal jika kemauannya tidak dituruti. Ini tentu akan berdampak negatif pada perkembangan psikologisnya!

Bunda udah niat, akan berusaha menyapih jempol ini saat aulia udah mulai ngerti omongan bunda. Setiap malam dan setiap aulia mengisap jempolnya bunda selalu berusaha memberi pengertian dan membujuknya untuk tidak mengisap jempolnya lagi, memberinya rasa nyaman saat aulia merasa 'gelisah' dengan sesuatu. Tanpa paksaan, tanpa kekerasan. Tidak mudah memang, karena butuh proses dan waktu yang panjang, butuh dukungan dan kerjasama yang baik dengan orang-orang disekelilingnya, dan yang penting adalah kesabaran. Tentu yang sangat berperan adalah bunda! Karena hanya bunda yang tahu ketika aulia merasa tidak nyaman dengan sesuatu, bunda yang tahu kalo aulia lagi kesal, bunda juga yang tahu kalo aulia menginginkan sesuatu sekalipun dia blom bisa ngomong!

Alhamdulillah, berkat dukungan oma yang sehari-hari mengasuh aulia, orang-orang serumah dan sekitar yang setiap hari berada disamping aulia (ayah, sisa iko, papa yoo, kk rani, oma seko, nene aya, bapu hite, kk asu, kk nunu, kk nia dll).
Hingga suatu sore (akhir bulan mei yang lalu) saat bunda pulang kantor bunda ‘menerima laporan’ dari oma bahwa waktu bobok siang aulia tidur tanpa mengisap jempolnya hingga seharian itu aulia 'lupa' mengisap jempolnya. Malamnya pun aulia tidur tanpa mengisap jempol hingga pagi! Bahkan disuruh isap jempolnya aulia gak mau sama sekali!

Bunda : "Kenapa aulia gak mau isap jari lagi?"
Aulia : "O'ooo! Tituu!" *sambil nunjuk jempolnya yang udah kapalan*

Akhirnya oma pun bercerita tentang kejadian kemarin sampe aulia gak mau isap jarinya lagi!

Bersambung....

Komentar

Anonim mengatakan…
Lanjutan nya mana bun yg ke 3?
Anonim mengatakan…
Ditunggu lanjutan ceritanya ya bun .. saya saat ini jg sdg galau dg anak sy yg menghisao jarinyaa 😢

Postingan populer dari blog ini

Back To Blogger

Aulia 22 Bulan

Ke Dokter